Entri Populer

Rabu, 27 Juli 2011

KEMENANGAN KAUM MUSLIMIN ( SURAT AL- TAUBAH 25 -26)


KEMENANGAN KAUM MUSLIMIN
( SURAT AL- TAUBAH 25 -26)
A.     PENDAHULUAN
 (25) Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.
(26) kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.(QS. AL- Taubah: 25-26)

B.     MUNASABAH
 (23) Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
(24) Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan- NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(QS. Al-Taubah : 23-24)
Telah di sebutkan pada ayat di atas tentang larangan bagi kaum muslimin menjadikan bapak-bapaknya atau saudara-saudaranya yang masih kafir sebagai pemimpin. Mereka di perintanhkan agar lebih mencintai Allah swt dan rasulnya serta  jihad fisabillah dari pada mencintai keluarga, kerabat. Harta kekayaan dan semua kesenangan dunia.[1] Boleh jadi ada  sementara orang yang karena banyaknya pengikut, keluarga, harta dll sehingga ia lengah akan kekuatan, pertolongan, dan karunianya Allah swt.[2] 
Kemudian ayat ini menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa kemenangan- kemenangan yang di peroleh kaum Muslimin dalam setiap peperangan adalah karena pertolongan Allah swt bukan karena kekuatan senjata, banyaknya jumlah tentara, harta benda, dan bukan pula karena bantuan sanak famili. Dan itu semua karena Rahmat dan karunia Allah kepada Hamba-hamba yang bertaqwa.
C.     ASBABUN NUZUL
Di kemukakan oleh Al- Baihaqi di dalam kitab Al- Dalail yang bersumber dari Ar –Rabi’ bin Anas ” bahwa ada seorang laki- laki pada peperangan Hunain berkata:” Kita tak akan kalah, karena tentara kita banyak” pada waktu peperangan Hunain itu tetara kaum musliminberjumlah 12.000 pasukan. Mendengar ucapan itu Rasulullah saw merasa sesak dadanya, maka Allah swt menurunkan ayat “pada hari ini “ sampai akhir ayat yang menerangan dalam peperangan tidak boleh bangga karena banyaknya pasukan. [3]
D.      TAFSIR
            Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak
            Ayat menerangkan bahwa kaum Muslimin mendapat banyak pertolongan dari Allah swt dalam peperangan menghadapi kaum musyrikin yang menghalang-halangi tersiarnya agama Islam. Pertolongan itu berupa kemenangan yang sempurna, cepat maupun lambat.[4]
            Di riwayatkan oleh abu ya’la dari Jabir bahwa jumlah peperangan yang di lakukan Rasulullah saw adalah 21 kali dan yang di ikuti secara langsung oleh Nabi saw 8 kali. Yaitu: perang badar, perang Ahzab, uhud, Bani Musthaliq, khaibar, Fathul makkah, Hunain, dan Thaif. Adapun pengiriman pasukan yang di lakukan Nabi saw untuk menghadapi musuh berjumlah 36 kali.
            Allah swt telah menolong mereka dalam setiap pertempuran, baik pertolongan sempurna (ini yang terbanyak) atau pertolongan yang di campuri dengan sedikit pendidikan atau pelajaran atas kesalahan (dosa) yang telah mereka lakukan, seperti pada perang Uhud dan perang Hunain, ketika itu mereka mendapatkan kesalahan sewaktu peperangan berlangsung dan kemenangan yang sempurna pada akhirnya.[5]

“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.”
Allah swt juga telah menolong kamu dalam peperangan Hunain, yaitu: peperangan yang pada mula- mula kamu di hancur- leburkan oleh musuh karena rasa ujub (sombong) di hati-Mu dengan merasa kamu pasti menang karena jumlah pasukan mencapai 12.000 sedangkan pasukan musuh hanya 4.000.
Untuk pertama kalinya pihak muslimin di Hunain mempunyai jumlah perbandingan yang jauh lebih besar di bandingkan dengan pihak musuh. Ternyata jumlah pasukan yang besar pada hari itu tidak memberikan pertolongan dan manfaat apa-apa tetapi jumlah yang besar membawa malapetaka. Pasukan muslimin dalam peperangan itu lebih banyak bersenjataan semangat kesombong daripada kearifan dan pikiran sehat, keimanan dan ke shalehan.akhirnya kaum Muslimin dapat di pukul mundur oleh tentara Musyrikin, seolah-olah jumlah pasukan yang banyak, harta, serta persiapan perang yang demikian lengkapnya tidak berguna sedikitpun. Sehingga bumi yang luas terasa sempit (sesak)[6] dan menyebabkan mereka mundur dan lari dari peperangan dalam keadaan bercerai-berai.[7]   
kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.”
Ayat ini menerangkan bahwa sesudah kaum Muslimin merasa sedih dan duka cita akibat kekalahan dalam peperangan (perang Hunain). Kemudian Allah swt menurunkan ketenteraman ( sakinah)  kepada Rasul-Nya setelah tampak kasih sayang dan kesedihannya terhadap para sahabat karena kekalahan yang menimpa mereka. Namun yang demikian itu makin menambah keteguhan dan keberaniannya terhadap kaum mukminin yang tetap tabah dan tegar menghadapi musuh, kemudian Allah swt menurunkan bala bantuan tentara malaikat yang tidak terlihat oleh kasat mata kalian, tetapi kalian mendapatkan bekasnya dalam hati kalian, berupa kembalinya kekuatan dan keberanian. Kemudian Allah swt mengadzab orang-orang kafir dengan pembunuhan dan penawanan. Yang demikianitu, merupakan balasan bagi orang-orang kafir di dunia.[8]
E.      POKOK KANDUNGAN

1)      Allah swt telah memberikan karunia yang banyak kepada kaum Muslimin berupa pertolongan dalam banyak peperangan.
2)      Kaum Muslimin merasa bangga dengan jumlah pasukan yang banyak (kuantitas) padahal jumlah yang banyak tidak berguna baginya kalau kwalitasnya lemah
3)      Allah swt menurunkan ketenangan kepada Rasulullah saw dan orang- orang beriman berupa ketabahan dan keteguhan hatinya.
4)      Allah swt menurunkan bala bantuan yang tidak terlihat (para malaikat).
5)      Allah swt memberikan balasan kepada orang-orang kafir berupa kekalahan.  
F.       DURUS TARBAWIYAH

1)      Allah swt memberikan karunia berupa pertolongan yang banyak di setiap peperangan.
2)      Jangan kita lekas terpesona dengan banyaknya jumlah pengikut (kuantitas), karena banyak bilangan, tidaklah menentukan kalau kwalitas lemah atau keimanan lemah.
3)      Bagaimana besarnya bahaya yang di hadapi sehingga para pengikut telah mulai gugup, namun pimpinan tertinggi adalah pedoman utama yang menentukan. Walaupun sudah pada lari kocar-kacir dalam kegugupannya, namun Rasulullah saw tetap dalam sakinahnya, tenang, tenteram dan gagah perkasa.
4)      Sikap Rasulullah saw yang tetap tenang dan gagah perkasa itu menjalar kepada 100 pasukan yang telah menghadapi berbagai peperangan besar selama ini. Yaitu kaum anshar. Itulah kwalitas 100 pasukan yang dapat menentukan hari depan.
5)      Kekuatan spiritualitas yang baik dan kepercayaan diri yang keluar dari keimanan adalah faktor utama kemenangan dalam peperangan.






DAFTAR PUSTAKA
Tafsir Al- Qur’an oleh tim Departemen Agama RI( depag) . Jakarta: Depag, 2005
M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002
Imam Jalaluddin As- Suyuti, Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul. Penerjemah Abdul Mujieb As. Rembang: Mutiara Ilmu Surabaya, 1986.
 KH, Qamaruddin Sholeh dkk, Asbabun Nuzul .bandung : diponegoro, 1985
Teungku Muhammad Hasbi As- Shiddieqy, Tafsir Al- Qur’an Al- Majid An- Nur. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000.
Ahmad Mushthafa Al- Maraghi, Tafsir Al- Maraghi.  Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1987 


[1] Tafsir Al- Qur’an oleh tim Departemen Agama RI( depag) . (Jakarta: Depag, 2005) jil. 4 hal. 89.
[2] M. Quraish shihab,Tafsir Al-Mishbah. ( Jakarta: Lentera Hati, 2002) jil.5 hal. 562.
[3] Imam Jalaluddin As- Suyuti, Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul. Penerjemah Abdul Mujieb As. ( Rembang: Mutiara Ilmu Surabaya, 1986). Hal. 282. Dan KH, Qamaruddin Sholeh dkk, Asbabun Nuzul .(bandung : diponegoro, 1985). Cet ke-6 hal. 243.
[4] Tafsir Al- Qur’an oleh tim Departemen Agama RI( depag).hal 90
[5] Teungku Muhammad Hasbi As- Shiddieqy, Tafsir Al- Qur’an Al- Majid An- Nur. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000) jil.2 hal. 1647.
[6] Maksudnya bahwa kaum muslimin terkepung oleh musuh sehingga bumi yang luas terasa sempit oleh mereka.
[7] Abdullah Yusuf Ali, Al-Qur’an terjemahan dan Tafsir. Penerjemah Ali Audah. (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993).hal. 446
[8] Ahmad Mushthafa Al- Maraghi, Tafsir Al- Maraghi. ( Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1987) jil.10 hal. 149-150  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar